Laman

Sabtu, 12 Maret 2011

Talk Less Do More

"Halo? Tukangnya mana??"

Kata-kata di atas mungkin sudah familiar di telinga kita. Ya, iklan rokok yang mengispirasi. Slogan utamanya adalah talk less do more.

Masalah yang kita hadapi seringkali kita tanggapi dulu secara verbal. Boleh-boleh saja sebenarnya, tapi apakah seperti itu dapat menyelesaikan masalah?
Beberapa dari kita terkadang suka mengeluh ketika dihadapkan pada masalah, bahkan dalam masalah yang kecil sekalipun. Contoh yang kecil adalah pada iklan rokok tersebut.
Dalam iklan tersebut diceritakan pada saat hujan deras melanda suatu kantor. Semua karyawan mengalami masalah yang sama, yaitu kebocoran. Namun, cara mereka menanggapi hal tersebut berbeda-beda. Ada yang memilih untuk menampung air tersebut ke galon, sehingga dapat dijadikan tempat memelihara ikan, yang lain malah digambarkan kondisi romantis sepasang laki-laki dan perempuan yang berjalan di bawah bocornya atap kantor dengan sebuah jaket sebagai pelindung dari air. Tapi, ada satu pelaku yang digambarkan terus-menerus menelpon (dengan gaya protes) mencari tukang yang bisa secepatnya memeprbaiki kebocoran. Hingga waktu berlalu sekian lama, orang tersebut terus-menerus menelpon dan berkata: "tukangnya mana?", tanpa melakukan tindakan apa-apa. Akhirnya, di saat semua orang telah pulang kantor, orang tersebut masih saja menelpon dan mencari tukang, lebih kasihan lagi ruangnya banjir penuh dengan air hingga ia nyaris tenggelam. Di ending iklan tersebut, seorang cleaning service menggantungkan tulisan di pintu : TALK LESS DO MORE

Bagaimana dengan kita?
sesungguhnya permasalahan sekecil apapun yang datang pada kita adalah masalah yang mampu kita selesaikan. Tinggal bagaimana cara kita menghadapinya. Daripada terus-menerus mengomel dan meratapi masalah, hadapi saja! Terus-menerus bicara, komentar, dan ngoceh ga jelas tanpa aksi sama saja dengan jalan di tempat.
Ga mau kaya iklan rokok itu kan? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar